Teknik Fisika atau Engineering Physics adalah disiplin
ilmu yang tumbuh seiring dengan dan sebagai tanggapan terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Sejarah
menunjukkan bahwa program pendidikan Teknik Fisika di seluruh dunia,
khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan Kanada, berkembang dimulai sejak
tahun 1940-an setelah perguruan tinggi menyadari perlunya mendidik satu
jenis pendidikan keinsinyuran yang mempunyai dasar yang kuat dan cukup
luas terdiri dari ilmu-ilmu fisika dan matematika, serta dasar-dasar engineering
sesuai dengan perkembangan terakhir. Disiplin baru ini diharapkan dapat
menjembatani, mendekatkan dan turut serta dalam berbagai kegiatan riset
ilmu-ilmu terapan yang mendukung pengembangan engineering dan technology.
Pada saat ini, para lulusan disiplin-disiplin engineering dan technology yang dikelola sesuai dengan pembagian disiplin ilmu-ilmu teknik secara tradisional umumnya menghasilkan lulusan dengan keahlian spesifik dan terspesialisasi. Hubungan antar disiplin engineering dan technology tersebut dengan ilmu-ilmu dasar murni dan ilmu dasar terapan belum terjembatani. Adanya engineer yang dibekali dengan basis matematika dan fisika yang kuat dan cukup lebar dapat meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan R&D dan pemanfaatannya secara cepat di sektor-sektor industri dan dunia usaha. Oleh karena fungsi, visi dan misinya, profesi Teknik Fisika sering disebut sebagai frontier engineering, dan mampu bergerak pada garis batas pengembangan teknologi baru yang memanfaatkan ilmu-ilmu dasar, matematika dan fisika. dengan demikian dapat memasuki seluruh tahap proses hulu ke hilir dalam aplikasi ilmu-ilmu dasar, ilmu-ilmu terapan hingga di sektor hilir pada pengembangan.
Disamping itu, perkembangan yang cepat dari teknologi mutakhir (advanced technologies) memerlukan insinyur-insinyur yang mempunyai kemampuan antar-disiplin dan mampu dengan cepat mengasimilasikan dirinya untuk memanfaatkan kemajuan-kemajuan terakhir dari ilmu pasti dan alam. Seorang mahasiswa Teknik Fisika akan mendapatkan bekal yang cukup ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan matematika) serta ilmu-ilmu keteknikan dari berbagai cabang (mesin, elektro, kimia, material). Integrasi dari ilmu-ilmu pengetahuan ini sangat diperlukan untuk pengembangan teknologi tinggi, baik yang berlangsung saat ini maupun yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, pendidikan Fisika Teknik pada strata pertama (S1) ditekankan pada penguasaan ilmu dasar sains dan engineering yang kokoh, sehingga lulusannya dapat berperan sebagai katalisator atau integrator/ koordinator/ fasilitator/ project leader dimana usaha-usaha yang bersifat multidisiplin dalam industri, R&D dan kegiatan-kegiatan lainnya. Pada strata yang lebih tinggi (S2 dan S3), program pendidikan diarahkan untuk memberikan bekal pada penguasaan ilmu-ilmu baru dan penerapannya dalam berbagai bidang kajian dan industri. Bidang-bidang kajian yang kini menjadi pilihan antara lain Built Environment, Vibration and Acoustics, Industrial Instrumentation and Automation Systems, Medical Instrumentations and Biophysics, Advanced Control Systems serta Nano & BioMaterials Science, Computation & Engineering.
Sumber :
tf.itb.ac.id : pendidikan-teknik-fisika
Pada saat ini, para lulusan disiplin-disiplin engineering dan technology yang dikelola sesuai dengan pembagian disiplin ilmu-ilmu teknik secara tradisional umumnya menghasilkan lulusan dengan keahlian spesifik dan terspesialisasi. Hubungan antar disiplin engineering dan technology tersebut dengan ilmu-ilmu dasar murni dan ilmu dasar terapan belum terjembatani. Adanya engineer yang dibekali dengan basis matematika dan fisika yang kuat dan cukup lebar dapat meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan R&D dan pemanfaatannya secara cepat di sektor-sektor industri dan dunia usaha. Oleh karena fungsi, visi dan misinya, profesi Teknik Fisika sering disebut sebagai frontier engineering, dan mampu bergerak pada garis batas pengembangan teknologi baru yang memanfaatkan ilmu-ilmu dasar, matematika dan fisika. dengan demikian dapat memasuki seluruh tahap proses hulu ke hilir dalam aplikasi ilmu-ilmu dasar, ilmu-ilmu terapan hingga di sektor hilir pada pengembangan.
Disamping itu, perkembangan yang cepat dari teknologi mutakhir (advanced technologies) memerlukan insinyur-insinyur yang mempunyai kemampuan antar-disiplin dan mampu dengan cepat mengasimilasikan dirinya untuk memanfaatkan kemajuan-kemajuan terakhir dari ilmu pasti dan alam. Seorang mahasiswa Teknik Fisika akan mendapatkan bekal yang cukup ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan matematika) serta ilmu-ilmu keteknikan dari berbagai cabang (mesin, elektro, kimia, material). Integrasi dari ilmu-ilmu pengetahuan ini sangat diperlukan untuk pengembangan teknologi tinggi, baik yang berlangsung saat ini maupun yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, pendidikan Fisika Teknik pada strata pertama (S1) ditekankan pada penguasaan ilmu dasar sains dan engineering yang kokoh, sehingga lulusannya dapat berperan sebagai katalisator atau integrator/ koordinator/ fasilitator/ project leader dimana usaha-usaha yang bersifat multidisiplin dalam industri, R&D dan kegiatan-kegiatan lainnya. Pada strata yang lebih tinggi (S2 dan S3), program pendidikan diarahkan untuk memberikan bekal pada penguasaan ilmu-ilmu baru dan penerapannya dalam berbagai bidang kajian dan industri. Bidang-bidang kajian yang kini menjadi pilihan antara lain Built Environment, Vibration and Acoustics, Industrial Instrumentation and Automation Systems, Medical Instrumentations and Biophysics, Advanced Control Systems serta Nano & BioMaterials Science, Computation & Engineering.
Sejarah
Pendidikan Teknik Fisika tumbuh di Indonesia atas prakarsa ketua Fakulteit Teknik Universitas Indonesia, yang memandang perlu mengisi lapisan pemisah antara sains dan Teknologi. Pada tahun 1950, Prof. Dr.Ir. A. Nawijn, seorang ahli fisika teknik (natuurkundig Ingenieur) bangsa Belanda, ditunjuk untuk mengelola jurusan pendidikan teknik yang masih baru itu dengan nama Natuurkundig Ingenieur Afdeling. Pada tahun 1959 pendidikan teknik tersebut diberi nama Bagian Fisika Teknik yang tergabung dalam Departemen Fisika/Fisika Teknik, dengan ketua Prof.Ir. M.U. Adhiwijogo. Dalam waktu lima tahun, jumlah mahasiswa bagian Fisika Teknik berjumlah 25 orang. Selama perjalanan sejarahnya, Teknik Fisika ITB mengalami beberapa kali perubahan struktur organisasi:- Tahun 1963, Bagian Fisika Teknik menjadi bagian dari Departemen Fisika Teknik dan Teknologi Kimia.
- Tahun 1972, menjadi Departemen Fisika Teknik, salah satu departemen di bawah Fakultas Teknologi Industri.
- Tahun 1980, menjadi Jurusan Teknik Fisika dibawah Fakultas Teknologi Industri.
- Tahun 1999, menjadi Departemen Teknik Fisika dibawah Fakultas Teknologi Industri.
- Tahun 2005, menjadi Program Studi Teknik Fisika dibawah Fakultas Teknologi Industri.
Sumber :
tf.itb.ac.id : pendidikan-teknik-fisika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar