Perkembangan
teknologi pada era sekarang ini sudah semakin maju, teknologi yang
tidak asing lagi ditelinga kita dalam kehidupan sehari-hari adalah
internet. Internet tidak lagi menjadi teknologi yang tren dan baru dalam
dunia pendidikan, terutama bagi para pendidik (guru) di sekolah yang
sudah memakainya. Bisa jadi sekolah sekarang ini sudah berusaha
menampilkan komputer di sekolahnya dengan fasilitas internet. Dengan
internet, sekolah kemudian berharap kesan berteknologi dan goes internasional melekat padanya. Siswapun diharapkan mendapatkan akses yang berguna bagi proses belajar dan mendapatkan ilmu di sekolah.
Penggunaan
internet dalam dunia pendidikan di sekolah dapat dilihat dari dua sudut
pandang, Ada pengaruh positif dan ada pengaruh negatif. Seperti dua
sisi mata uang, tergantung bagaimana kita menyikapinya, apakah secara
positif maupun negatif, secara positif penggunaan internet bisa
memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Kita bisa meneliti
hasilnya jika penggunaan internet ada pengawasan yang tepat dapat
berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Beruntunglah bagi anak yang
didampingi guru dan orang tuanya serta memiliki kesadaran diri dalam
mengendalikan tingkah laku dalam pergaulan dunia maya.
Sementara
bagi yang tidak didampingi dan tidak mendapat pengawasan dari guru
maupun orang tua, mereka bebas mengakses semua hal yang disediakan di
sana, seperti pornografi yang seharusnya tidak dikonsumsi oleh mereka
yang belum bisa mengontrol diri yang berakibat pada pergaulan bebas,
maka akan memberikan dampak yang negatif, kalau boleh saya katakan bahwa
internet itu tidak berjenis kelamin apakah dia laki atau perempuan,
tergantung dari si pengguna (user).
Secara
positif bagaimana memanfaatkan teknologi internet untuk menambah
pengetahuan dan wawasan itu lebih penting, karena internet sejatinya
dimanfaatkan untuk orang yang membutuhkan akses tersebut, bukan untuk
mengakses informasi yang tidak bermanfaat terutama bagi anak-anak didik.
Terkadang disisi lain, muncul persoalan ada sebagian guru yang
memandang sebelah mata terhadap adanya internet, karena hanya melihat
satu sudut pandang saja, dikarenakan masih minimnya pengetahuan serta
penguasaan mereka terhadap internet, sehingga masih banyak guru yang
gaptek dan tidak mau belajar dan mengetahui pemanfaatan internet bagi
pengembangan pengetahuan dan kecakapan mengajarnya di kelas.
Pengenalan
dan penggunaan internet di lingkungan pendidikan yang salah akan
melahirkan budaya baru dalam lingkungan siswa. Sebagai contoh efek
negatif yang sering siswa lakukan yaitu maraknya game online yang
kebanyakan dimainkan oleh anak-anak. Sepulang sekolah, anak-anak yang
seharusnya lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar di rumah.
Namun, ternyata saat ini lebih banyak waktu anak-anak di habiskan di
warnet untuk bermain internet. Ada sebagian anak-anak yang menghabiskan
waktunya hampir 4 jam untuk bermain game online di warnet. Banyak
hal-hal yang dapat terabaikan oleh anak-anak akibat hal demikian,
diantaranya dari hal kecil saja bisa lupa makan, mandi, mengerjakan PR,
dan sebagainya.
Contoh
lain yaitu pornografi. Siswa yang diberikan keleluasaan bergerak dengan
internet rawan dengan tindakan menyimpang. Keleluasaan bergerak di
dunia maya bisa berbelok untuk kepentingan pornografi dan pada akhirnya
melakukan tindakan menyimpang seperti pergaulan bebas, pelecehan seksual
dan sebagainya.
Ceritanya
akan berbeda jika pemanfaatan internet dioptimalkan sebagai sumber
belajar dan media pengembangan kecakapan mengajar, terutama dimanfaatkan
oleh guru. Internet sebagai sumber belajar dicontohkan sebagai sumber
informasi yang tersedia secara online dan bebas. Terkait dunia
pendidikan, antara lain berupa Digital Library dan Online Journals.
Digital
library merupakan sebuah dunia maya yang berisi mengenai semua
informasi, seperti buku-buku, hasil penelitian, kamus, dan semua
informasi yang selayaknya ada di perpustakaan konvensional. Baik guru
atau siswa dapat mengaksesnya di dunia maya sebagai sumber belajar
karena Digital library jauh
lebih lengkap, jauh lebih mudah untuk diakses, dan jauh lebih cepat
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dengan demikian proses
belajar siswa dan guru tidak hanya bersumber dari buku dalam artian
fisik saja, tetapi dapat berupa buku elektronik yang tersedia di
internet.
Online journals merupakan sebuah dunia maya yang menampilkan berbagai jurnal elektronik yang dapat diakses dengan mudah, cepat, up to date, dan lebih lengkap. Online courses adalah
sejumlah kursus-kursus atau proses pembelajaran yang ditawarkan secara
langsung kepada masyarakat atau dilangsungkan dalam suatu komunitas
pembelajaran dengan menggunakan internet.
Internet
juga dapat dijadikan sarana komunikasi dan wadah pengembangan kerja
sama antar guru dan sekolah. Melalui internet, dapat terjalinnya
kolaborasi yang baik antara pihak-pihak yang terlibat dalam bidang
pendidikan. Dapat akses yang lebih mudah, efisien, dan lebih murah, para
guru dapat bertukar informasi mengenai proses pembelajaran,
bentuk-bentuk penelitian, beasiswa guru atau siswa, pendanaan suatu
program tertentu, dan acara sosial. Misalnya, sekolah akan mengadakan
“program kegiatan sekolah”. Sekolah dapat melayangkan kerja sama melalui
email kepada berbagai pihak. Pada web sekolah, juga dapat ditampilkan
iklan program tersebut dilengkapi dengan berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan. Melalui internet, semua pihak dari berbagai belahan dunia
akan dengan mudah mengakses informasi program sekolah yang sedang atau
akan dilaksanakan tersebut.
Dengan
memperhatikan pengalaman dari beberapa sekolah-sekolah yang sudah
memanfaatkan internet, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memiliki
pengaruh yang cukup berarti terhadap prestasi belajar siswa. Dengan
Internet, memungkinkan terjadinya individualisasi, akselerasi,
pengayaan, perluasan, efektivitas, dan produktivitas pembelajaran yang
pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai
infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan.
Melalui
penggunaan TIK setiap guru akan terangsang dan terdorong untuk
melakukan fasilitasi dan pembinaan secara berkelanjutan sesuai dengan
potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan
TIK menuntut kreativitas diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua
potensi yang dimiliki guru dan peserta didik terlebih dalam hal tulis
menulis.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar